Smart contract adalah sebuah program otomatis dalam sistem blockchain yang akan berjalan ketika kondisi terjadinya transaksi telah terpenuhi. Sebagai seorang investor, tentu istilah satu ini sudah tidak asing lagi di telinga Anda, bukan?
Tak dapat dipungkiri, smart contract adalah sistem dasar blockchain yang menjadi pusat beroperasinya kegiatan jual beli. Namun, untuk memahami apa itu smart contract maka Anda juga harus mengerti perihal teknologi blockchain.
Lantas, sebetulnya apa itu smart contract? Agar lebih jelas, yuk langsung saja simak pembahasannya di bawah ini!
Daftar Isi
Apa itu Smart Contract?
Smart contract adalah kontrak otomatis dimana ketentuan perjanjian transaksi antara pembeli dan penjual langsung masuk ke dalam barisan kode. Kode ini akan tersimpan dalam setiap node yang ada pada seluruh jaringan blockchain. Dengan adanya program berikut, setiap transaksi dengan teknologi blockchain akan sepenuhnya terkontrol secara transparan.
Terlebih lagi kode ini telah terdesentralisasi dan terdistribusi pada jaringan. Hal ini memungkinkan Anda untuk melacak setiap transaksi dengan mudah dan mendapatkan keamanan yang maksimal. Seluruh pihak pelaku transaksi termasuk pengirim dan penerima dapat melakukan pertukaran tanpa memerlukan otoritas pusat.
Jadi, Anda bahkan dapat membuat perjanjian terpercaya secara anonim yang membebaskan Anda dari mekanisme legal dan hukum tertentu. Awalnya, teknologi blockchain merupakan hal yang utama dalam pengembangan Bitcoin. Namun sekarang sistem seperti ini telah mendukung lebih banyak lagi pengembang cryptocurrency.
Baca juga: Cara Mining Bitcoin: Pengertian dan Metodenya, Wajib Simak!
Sekilas tentang Teknologi Blockchain dan Smart Contract
Teknologi blockchain mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Pada dasarnya, blockchain adalah sebuah tipe database informasi yang tersimpan dalam jaringan komputer. Berbeda dengan kebanyakan database yang menggunakan sistem tersentral, blockchain berjalan dengan sistem desentralisasi.
Dalam artian tidak ada satu entitas yang menyimpan semua data sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan data secara sepihak. Sistem desentralisasi pada blockchain menyimpan data ke dalam node yang kemudian terdistribusi ke ribuan jaringan.
Sehingga, setiap node dapat berguna sebagai cross-reference ketika terjadi perubahan data. Untuk dapat memfasilitasi database sekompleks ini maka pada tahun 1994, Nick Szabo mencetuskan kontrak pintar.
Baca juga: Mengenal Istilah FUD dan Momen Terbesarnya di Cryptocurrency
Keuntungan dan Kerugian Smart Contract
Setiap teknologi baru tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Terlebih lagi, bagi sistem informasi database semacam blockchain yang melibatkan penggunaan program kontrak pintar untuk beroperasi secara otomatis.
Oleh karena itu, Anda wajib memahami apa saja keuntungan dan kerugian program tersebut sebelum mulai menggunakannya.
Keuntungan Smart Contract Adalah
- Kontrak pintar beroperasi dengan transparan sehingga pengguna mempunyai tingkat kepercayaan tinggi.
- Akurasi tinggi karena proses otomatisasi dari kontrak pintar.
- Keamanan data yang terjamin karena sistem desentralisasi.
- Hemat biaya: pengurangan biaya transaksi dengan eliminasi perantara yang tidak perlu seperti jasa pengacara atau broker.
- Dokumen akan terjaga dengan baik dengan kriptografi dan enkripsi sistem yang serba canggih.
- Jaminan kecepatan dan efisiensi transaksi karena tidak ada lagi pencatatan data dengan cara manual.
Baca juga: Apa itu Bitcoin Wallet Address? Pengertian dan Cara Membuat
Kerugian Smart Contract Adalah
- Kode kontrak pintar masih merupakan hasil karya programmer. Yang artinya, human error mungkin saja terjadi.
- Tidak ada regulasi hukum yang jelas terhadap program ini.
- High maintenance. Dalam artian, kode kontrak pintar membutuhkan keahlian programmer yang berpengalaman. Sehingga, programnya harus bekerja tanpa kegagalan.
Baca juga: Apa Itu Airdrop Crypto? Ini Cara Mendapatkannya Secara Gratis
Cara Kerja Smart Contract
Cara membuat smart contract oleh programmer biasanya memiliki aturan-aturan sederhana yang menggunakan kata-kata seperti jika, ketika, dan maka. Bedanya, kata-kata tersebut langsung dituliskan dalam bentuk coding pada teknologi blockchain.
Selanjutnya, jaringan blockchain akan menentukan apakah kondisi dalam kontrak pintar telah terpenuhi dan terverifikasi sebelum kontrak berjalan. Contoh tindakannya termasuk proses pengiriman atau pemberitahuan kepada pihak terkait. Maupun kesesuaian daftar dan tiket yang masuk ke dalam isu transaksi.
Setelah transaksi terselenggara, sistem blockchain akan secara otomatis memperbaharui diri. Data pun langsung terkirim ke setiap node. Jadi, transaksi tak lagi dapat diubah maupun diretas. Sebuah kontrak pintar akan melibatkan lebih dari satu ketentuan.
Ada banyak sekali kondisi yang harus terpenuhi sebelum sebuah kontrak dapat selesai dengan layanan yang memuaskan para pengguna. Dalam penerapannya, seorang pengguna harus terlebih dahulu menentukan bagaimana data transaksi akan berlaku. Semua peserta baik pengirim dan penerima juga harus menyetujui aturan kontrak pintar ini.
Seluruh elemen harus mempelajari kesepakatan dan menjelajahi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Jadi, semua pihak yang terlibat dapat menentukan rencana kerja ketika sengketa terjadi. Selanjutnya, setelah persetujuan dilakukan maka kontrak pintar akan mulai berjalan.
Pengembang dapat meminta programnya untuk membuat coding tersendiri untuk kontrak pintar khusus. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi blockchain, banyak organisasi menyediakan template khusus untuk menyederhanakan cara membuat smart contract.
Baca juga: Apa itu Faucet Crypto? Berikut Definisi, Jenis dan Cara Kerjanya
Contoh Smart Contract pada Ethereum
Salah satu penggunaan smart contract adalah Ethereum. Smart contract ethereum memiliki nama ERC20. Kode kontrak pintar ini menjadi standar implementasi smart contract pada seluruh teknologi blockchain Ethereum.
Smart contract ERC20 memuat daftar kondisi yang Anda butuhkan untuk mendapatkan atau melakukan transaksi yang melibatkan semua jenis token dalam Ethereum. Dengan menggunakan kontrak pintar ini, pengembang dapat menyederhanakan proses terjadinya setiap proyek.
Mereka bahkan tidak perlu melakukan pengecekan ulang ketika token baru muncul. Dengan catatan setiap token telah melewati standarisasi ERC20.
Baca juga: 6 Cara Mining ETH Mudah dan Lengkap yang Bisa Dicoba
Cara Membuat Smart Contract Ethereum
Pada cara membuat smart contract Ethereum, Anda membutuhkan kode khusus sesuai dengan token crypto yang hendak Anda buat. Pada dasarnya, kode ini harus Anda masukkan ke dalam jaringan Ethereum supaya dapat bekerja dengan baik.
Setelah kode siap anda dapat melakukan deploy contract melalui Ethereum wallet. Hasil akhirnya, Anda akan memiliki token sendiri dan dapat mendistribusikannya di pasaran Ethereum wallet.
Itu dia pembahasan mengenai apa itu smart contract, keuntungan dan kerugian, cara kerja, contoh, serta cara membuatnya. Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa smart contract adalah program yang dapat mempermudah proses transaksi dalam sistem blockchain. Penggunaannya memiliki banyak benefit terutama dalam bidang keamanan data dan transparansi.
Baca juga: Apa Itu Blockchain Wallet? Pengertian, Contoh, dan Cara Kerja