Proof Of Stake

Apa itu Proof of Stake (PoS) & Bedanya dengan Proof of Work

Share:
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Bagi Anda yang tertarik terjun di dunia cryptocurrency dan ingin melakukan penambangan untuk mengisi wallet kripto, tentu akan mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan mata uang crypto, Proof of Stake adalah salah satunya.

Proof of Stake (PoS) adalah sistem mekanisme konsensus yang bertugas mengatur proses di mana transaksi antara pengguna diverifikasi kemudian nantinya akan ditambahkan ke buku besar Blockchain.

Selain Proof of Stake, ada pula sistem mekanisme konsensus yang juga populer yaitu Proof of Work (PoW). 

Lantas apa perbedaan antara keduanya? Artikel ini akan membahas seputar apa itu Proof of Stake secara lengkap hingga bedanya dengan Proof of Work. So, simak, ya!

Apa Itu Konsensus?

Konsensus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti sebuah kesepakatan. Dalam dunia cryptocurrency, konsensus diartikan sebagai prosedur matematika otomatis agar mencapai sebuah kesepakatan.

Prosedur tersebut menggunakan algoritma untuk perhitungan, penalaran, dan pemrosesan data secara otomatis dengan metode matematika.

Dalam setiap sistem terpusat seperti database informasi penting di suatu negara, administrator pusat berwenang untuk memelihara serta memperbarui database.

Tugas untuk membuat pembaruan apapun misalnya menambahkan atau menghapus serta memperbarui nama pihak yang memenuhi syarat dilakukan berdasarkan otoritas pusat yang menjadi satu-satunya pihak yang bertanggungjawab memelihara catatan asli.

Blockchain publik bertugas sebagai sistem terdesentralisasi dan mengatur sendiri bekerja secara global tanpa otoritas tunggal dan melihat kontribusi dari ribuan peserta yang melakukan verifikasi serta otentikasi transaksi yang terjadi pada blockchain dan pada kegiatan penambangan blok.

Sistem konsensus memungkinkan Anda tidak perlu lagi mempercayai layanan pihak ketiga ketika mengirim dan atau menerima uang dari orang lain.

Hal ini berbeda jika Anda menggunakan cara pembayaran tradisional yang mewajibkan untuk percaya pada pihak ketiga sebagai pengatur transaksi, seperti Mastercard, Visa, bank, dan Paypal yang menyimpan informasi pribadi dan riwayat transaksi serta saldo setiap akun.

Dengan mata uang digital, setiap orang memiliki salinan buku besar atau blockchain. Siapa saja bisa langsung memverifikasi informasi yang tertulis. Saat ini ada banyak jenis algoritma konsensus, beberapa yang paling populer yaitu PoS, PoW, dan DPoS.

Apa Itu Proof of Stake (PoS)?

Proof of Stake adalah algoritma konsensus yang dikembangkan sejak tahun 2011. Algoritma ini disiapkan untuk menjadi pengganti algoritma Proof of Work karena mengusung konsep yang lebih efisien.

Proof of Stake adalah konsep dalam investasi aset kripto di mana Anda sebagai pengguna dapat menambang atau memvalidasi transaksi sesuai jumlah koin yang Anda pegang. 

 

Artinya, semakin banyak koin yang Anda miliki, maka semakin besar pula kekuatan penambangannya.

Metode ini dibuat dengan tujuan mencegah pengguna agar tidak bisa mencetak koin tambahan yang tidak mereka hasilkan.

Selain itu, Proof of Stake adalah metode yang dinilai menjadi alternatif dari sistem Proof of Work. 

Pasalnya, PoS dapat memberikan celah sempit bagi penambang aset kripto untuk dapat menyerang bahkan memanipulasi suatu jaringan pada aset kripto.

Baca juga: Apa Itu Mining Rig? Definisi, Cara Membuat, dan Fungsi

Cara Kerja Proof of Stake

Proof of Stake adalah sistem yang tidak mengandalkan proses penambangan dalam penciptaan blok baru. 

Alih-alih menambang blok baru, sistem ini mengharuskan pengguna untuk menunjukkan kepemilikan sejumlah aset kripto.

Di sini, penambang disebut sebagai validator. Mereka akan mempertaruhkan tokennya untuk berpartisipasi dalam verifikasi transaksi. 

Token tersebut kemudian akan dijadikan sebagai jaminan selama pengguna masih menjadi validator.

Peran seorang validator adalah memverifikasi validitas transaksi ke dalam blok, menandatanganinya, serta mendaftarkan blok baru ke dalam jaringan.

Adapun pemilihan validator Proof of Stake adalah dipilih secara acak, tapi diprioritaskan pada mereka yang mempunyai jumlah stake tinggi. 

Semakin tinggi aset kriptonya, semakin tinggi pula kesempatan dipilih menjadi validator. Namun, algoritma tetap akan mengacaknya untuk menghindari serangan dari peretas.

Validator akan menerima imbalan ketika ia berhasil memvalidasi transaksi dan mendaftarkan blok baru. 

Bila ia gagal melakukan tugas tersebut, maka token yang dipertaruhkan akan dipotong serta ia tidak dapat menjadi validator dalam waktu tertentu.

Sementara pengguna yang ingin berpartisipasi dalam proses verifikasi namun tak bisa menjadi validator, ia dapat menjadi delegator. 

Delegator ialah pengguna biasa yang melakukan staking dengan menitipkan aset kriptonya pada validator dengan tujuan memperoleh imbalan. 

Sistem semacam ini berlaku pada Delegated Proof of Stake yang merupakan perkembangan dari PoS.

Baca juga: Apa itu Mining Farm? Ini Pengertian, Fungsi & Cara Kerjanya

Perbedaan Proof of Stake dan Proof of Work

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa selain PoS, ada pula sistem mekanisme konsensus yaitu PoW.

PoW atau Proof of Work adalah protokol yang bertujuan mencegah serangan cyber misalnya serangan berbentuk DDoS (Distributed Denial-of-Service) yang ingin menguras tenaga sumber daya sistem dengan cara mengirim permintaan-permintaan fiktif. 

Konsep PoW sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Bitcoin.

Baik PoS maupun PoW sama-sama memiliki tujuan yaitu menciptakan sistem terdesentralisasi yang aman tanpa memanfaatkan pihak ketiga. Meski begitu, terdapat perbedaan Proof of Stake dan Proof of Work dalam beberapa hal.

Salah satunya ialah dari segi skalabilitas. Ethereum adalah salah satu platform smart-contract pertama yang menggunakan sistem PoW. 

Seiring berjalannya waktu, Ethereum sering mengalami kendala terkait skalabilitasnya, sehingga membuat biaya transaksi begitu mahal.

Hal ini terjadi dikarenakan metode verifikasi transaksi PoW sangatlah kompleks dan memerlukan daya komputasi cukup besar. 

Beda halnya dengan PoS di mana metode verifikasinya sederhana serta tidak membutuhkan daya komputasi besar.

Selain itu, perbedaan Proof of Stake dan Proof of Work lainnya ialah sebagai berikut.

 

Faktor Pembeda PoS PoW
Konsumsi energi Rendah Tinggi
Skalabilitas Tinggi karena metode verifikasi transaksi sederhana Rendah karena metode verifikasi transaksi kompleks
Staking pengguna Bisa  Tidak bisa
Persyaratan validator Token dengan jumlah tertentu Daya listrik dan komputer mining

Baca juga: Cara Menambang Bitcoin di Laptop & HP, Wajib Simak!

Mana yang Lebih Unggul, Proof of Work atau Proof of Stake?

Pada dasarnya ada berbagai kerentanan pada setiap sistem Blockchain, termasuk Proof of Work maupun Proof of Stake crypto. 

Setiap sistem Blockchain harus sesuai dengan kondisi protokol konsensus atau bagaimana keamanan dibangun serta imbalan pada sistem Blockchain ini.

Kondisi protokol konsensus standar mencakup beberapa hal yaitu pengguna yang menemukan blok wajib menyiarkan ke semua jaringan sesegera mungkin. 

Kemudian seorang pengguna tidak diperbolehkan menemukan blok di rantai yang sama.

Contohnya membangun di atas blok A saat sudah ada blok A yang mengacu blok A tersebut. 

Aturan konsensus telah dibuat sedemikian rupa untuk mengkonsolidasi fork yaitu salah satu cabang akan mengambil alih cabang lainnya seiring dengan berjalannya waktu.

Berbicara mengenai keadilan protokol, PoW sebenarnya lebih adil karena penambang dengan kekuatan P dapat menemukan blok serta memperoleh imbalan dengan probabilitas P. 

Di sistem P, pemilik koin dengan jumlah P dapat menemukan blok probabilitas P.

Namun pada sistem PoS, muncul kekhawatiran di mana pemilik koin tidak punya insentif untuk melepaskan koinnya ke pihak lain. 

Pasalnya jumlah koin yang dipegang berpengaruh terhadap nilai kekayaan mereka.

Dari segi mempertahankan konsensus, PoW menyelesaikan soal komputasi dan dikenal dengan mining atau penambangan. Sementara itu sistem PoS disebut penerbitan atau minting.

PoW mempunyai protokol konsensus yang objektif karena simpul atau node baru dapat menemukan keadaan terbaru di jaringan dengan aturan protokol. 

Sedangkan PoS merupakan protokol subjektif yang simpulnya memerlukan informasi terbaru.

Pesan-pesan dan aturan protokol yang disiarkan di sistem menjadi penentu kondisi terbaru sistem tersebut.

Baik PoS maupun PoW memiliki kelemahan rentan terserang Denial of Service (DoS) yang memenuhi simpul-simpul jaringan sehingga mengganggu performa jaringan tersebut. 

Selain itu kadang juga terdapat Sybil Attack yang menghasilkan simpul-simpul pengganggu jaringan.

Kelemahan PoW secara spesifik adalah selfish mining attack. Ini adalah kondisi di mana penyerang menyiarkan blok pilih-pilih untuk membuang daya komputasi para penambang jujur.

 

Selain itu, sistem PoS pun memiliki kelemahan yaitu Bribe Attack. 

Pada kondisi ini penyerang melakukan transaksi kemudian membangun rantai alternatif rahasia sebelum blok mengandung transaksi tersebut.

Selanjutnya setelah transaksi dikonfirmasi, rantai alternatif penyerang menjadi lebih panjang dibandingkan rantai yang valid di mana penyerang akan menyiarkan rantai alternatif tersebut. 

Hasilnya rantai alternatif akan diterima sebagai rantai baru dan dianggap valid kemudian transaksi penyerang dibalikkan.

Baca juga: Apa Itu Blockchain Wallet? Pengertian, Contoh, dan Cara Kerja

Mengapa Banyak yang Beralih ke Proof of Stake?

Vitalik Buterin dan komunitas Ethereum berniat melakukan hard fork atau perubahan yang signifikan dengan transisi PoW ke PoS. 

Mereka tentu punya alasan mengapa ingin beralih ke sistem baru ini. 

Pada konsensus terdistribusi berdasarkan PoW, penambang memerlukan banyak energi untuk sebuah transaksi bitcoin.

Biaya energi tersebut dibayar menggunakan mata uang fiat. 

Mata uang fiat itu sendiri merupakan mata uang dengan nilai dari regulasi pemerintah sehingga membuat tekanan secara konstan terhadap nilai mata uang digital.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa metode PoS menjadi bentuk konsensus yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan.

Tingkat Keamanan Proof of Work dan Proof of Stake

Setiap komputer tentu ingin bebas dari resiko serangan peretas, khususnya jika layanan tersebut berkaitan dengan uang. 

Dengan sistem PoW, peretas akan dikeluarkan melalui disinsentif teknologi. 

Pemrograman serangan ke sistem PoW juga sangat mahal dan mungkin memerlukan uang lebih banyak dibandingkan jumlah yang mungkin dicuri.

Jadi algoritma PoS yang mendasarinya harus sangat ketat karena tanpa adanya penalty khusus, sistem PoS akan mudah diserang. 

Untuk itu, Casper telah hadir untuk mengatasi masalah ini. 

Protokol Casper merancang algoritma yang mampu menggunakan set beberapa kondisi jika ada validator yang curang maka mereka mungkin akan kehilangan deposit mereka.

Finalitas ekonomi akan tercapai di Casper dengan meminta validator supaya menyerahkan deposito untuk berpartisipasi serta mengambil simpanan mereka bila protokol menemukan slashing conditions atau pelanggaran aturan.

Slashing condition mengacu pada undang-undang yang mengatur bahwa pengguna seharusnya memang tidak membuat kekacauan.

Dengan adanya sistem PoS, validator kini tidak perlu lagi menggunakan kekuatan komputasi. 

Pasalnya faktor yang paling utama dan berpengaruh terhadap peluang mereka adalah total jumlah koin mereka sendiri serta kompleksitas jaringan yang terjadi.

Adanya pengalihan dari Proof of Work ke Proof of Stake adalah akan mendatangkan beberapa manfaat seperti penggunaan energi lebih efisien dan jaringan lebih terjamin keamanannya karena serangan perlu biaya yang lebih mahal.

Casper nantinya akan menjadi protokol deposit keamanan dan bergantung dengan sistem consensus ekonomi. 

Validator atau node harus membayar uang jaminan agar dapat menjadi bagian consensus karena pembuatan blok baru.

Protokol Casper akan menentukan jumlah dari imbalan yang diterima validator karena kontrolnya terhadap uang jaminan. 

Ketika satu validator membuat blok yang tidak valid, maka uang jaminannya akan dihilangkan, termasuk hak istimewanya untuk jadi bagian konsensus jaringan.

Sistem keamanan Casper dapat dikatakan mirip dengan taruhan. 

Pada sistem berbasis PoS, taruhan merupakan transaksi yang menurut aturan konsensus akan memberikan imbalan pada validor mereka dengan hadiah berupa uang bersamaan dengan tiap rantai yang dipertaruhkan oleh validator.

Casper didasarkan ke gagasan bahwa validator akan bertaruh sesuai taruhan orang lain serta memberikan feedback positif yang dapat mempercepat konsensus.

Nah, sampai sini apakah OctoMate sudah paham? Jika sudah, yuk mulai bertransaksi crypto!

Tak usah bingung, Anda bisa melakukan transaksi crypto di Bitocto! Bitocto adalah platform investasi dan trading crypto modern di Indonesia yang terpercaya dan aman karena diawasi oleh BAPPEBTI dan KOMINFO.

Baca juga: Begini Cara Investasi Bitcoin Pemula Agar Untung Maksimal!

Share:
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin