Margin trading adalah istilah yang tentunya sudah sering didengar bagi mereka yang telah lama berkecimpung di dunia tersebut.
Namun, bagi Anda yang baru saja akan menjajal bidang ini, tentu wajib untuk mengetahui tentang apa itu margin trading hingga apa saja manfaat yang nantinya akan diperoleh.
Dengan begitu, ketika sudah menjalankan aktivitas trading atau bertransaksi di pasar saham, Anda sudah bisa menjalankannya secara mudah dan lancar.
Perlu Anda ketahui, bahwa dengan adanya fasilitas berupa margin trading, maka selaku investor bisa melakukan pembelian saham yang melebihi modal miliknya.
Dengan begitu, Anda berpeluang mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan transaksi yang hanya sebatas dari model yang Anda miliki saja.
Tidak hanya itu saja, dengan fasilitas margin trading, Anda juga berkesempatan untuk memperoleh pinjaman dalam periode waktu yang lama dan dengan bunga yang lebih rendah.
Sehingga Anda pun mampu untuk melipatgandakan keuntungan. Oleh karena itu, tidak sedikit dari masyarakat yang saat ini mulai melirik aktivitas trading.
Hal ini karena tidak terlepas dari pandangan masyarakat yang mengetahui bahwa bisnis ini sangatlah menguntungkan.
Namun, Anda perlu memiliki pengetahuan yang baik agar bisnis yang dijalankan tidak menimbulkan kerugian yang besar.
Daftar Isi
Apa itu Margin Trading?
Semakin luasnya kebutuhan trader terhadap pasar, hal ini otomatis juga semakin memperluas aktivitas yang ditawarkan oleh pasar kepada para trader.
Misalnya saja dengan kehadiran margin trading yang semakin diminati oleh para trader.
Margin trading adalah metode maupun acar berdagang aset dengan menggunakan dana yang telah disediakan oleh pihak ketiga.
Pihak ketiga pada margin trading adalah suatu perusahaan sekuritas atau yang dalam bidang trading sering kali disebut dengan nama broker.
Dalam bidang kripto, secara umum platform trading akan berlaku sebagai pihak yang menyediakan dana berupa leverage.
Dengan begitu, trader dengan akun margin akan bisa untuk membuka posisi serta meningkatkan posisi melalui modal yang berjumlah besar di dalam pasar.
Tujuan margin trading adalah memperkuat hasil trading maupun perdagangan. Dengan begitu, kesempatan Anda untuk mendapat keuntungan yang lebih besar pun bisa benar-benar terwujud.
Para trader kripto yang menjalankan margin trading ini biasanya cepat memperoleh keuntungan, di samping dengan harga mata uang kripto yang tergolong labil.
Di dalam margin trading ini Anda tidak memerlukan dana setoran serta dana yang jumlahnya besar untuk bisa mendapatkan posisi yang tinggi di pasaran.
Secara umum, nantinya dari pihak ketiga akan memberikan kebebasan pada Anda atau para trader agar bisa menentukan leverage yang akan Anda gunakan di dalam akun margin.
Dan harus diketahui bahwa setiap platform trading pasti mempunyai ketentuan dan kebijakannya masing-masing.
Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Investasi Terbaik, Wajib Tahu!
Cara Kerja Margin Trading
Di dalam peminjaman modal untuk urusan perdagangan saham pastinya berbeda dengan pinjaman modal yang dilakukan di bank seperti yang umumnya banyak dilakukan oleh masyarakat.
Saat aktivitas margin trading mulai dilakukan, maka pihak investor harus mulai untuk menentukan persentase margin dari total nilai pesanan.
Tentunya hal ini berhubungan dengan konsep leverage ratio, yakni berupa rasio maupun perbandingan antara dana yang dimiliki oleh investor dengan dan pinjaman yang berasal dari perusahaan sekuritas atau broker.
Keberadaan akun margin trading akan dipergunakan untuk membuat leverage trading, di mana dengan menunjukkan rasio dana pinjaman terhadap margin.
Perlu Anda ketahui bahwa tingkatan leverage di setiap perdagangan saham dalam margin trading adalah berbeda-beda.
Rasio tipikal untuk pasar saham adalah 2:1, sedangkan kontrak berjangka kerap kali diperjualbelikan dengan leverage 15:1.
Di sisi lain, untuk melakukan perdagangan Forex, maka rasio leverage yang ditawarkan mampu mencapai rasio 50:1.
Bahkan di beberapa kasus yang pernah terjadi sebelumnya, rasio tersebut bisa mencapai 100:1 dan 200:1.
Tetapi untuk rasio leverage yang biasanya digunakan adalah rasio yang berkisar antara 2:1 sampai 100:1.
Baca juga: Rasio Profitabilitas: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contoh
Margin trading adalah kesempatan Anda untuk membuka posisi jual dan beli.
Jika posisi long, maka hal ini menunjukkan asumsi dari harga saham akan mengalami kenaikan. Sedangkan untuk posisi short menunjukkan adanya asumsi dari harga saham yang akan mengalami penurunan.
Kemudian untuk posisi margin yang terbuka menunjukkan bahwa saham yang menjadi aset investor berperan sebagai agunan untuk modal pinjaman.
Anda juga harus mengetahui bahwa broker atau perusahaan sekuritas mempunyai hak untuk melakukan pemaksaan dalam penjualan saham yang menjadi aset dari investor.
Dengan syarat jika pasar menunjukkan hal yang berlawanan dengan posisi mereka, pastinya dengan batas-batas tertentu.
Saat datangnya jatuh tempo, maka investor memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran hutang margin yang disesuaikan dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Selain itu, investor pun juga akan dibebankan dengan bunga pinjaman. Namun, jika investor mengalami kegagalan untuk membayar, maka kepemilikan saham pun otomatis akan dilikuidasi guna menutup kerugian yang diderita.
Hal yang lebih serius adalah aset milik investor akan dijual secara paksa.
Baca juga: Biaya Investasi: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya
Contoh Margin Trading
Praktisi margin trading adalah hal yang cukup kompleks untuk dipahami. Tapi, tenang saja. Yuk cek ilustrasinya di bawah ini.
Di mana jika ada seorang investor melakukan pembelian saham X sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp 4.000 setiap lembarnya.
Maka di dalam transaksi tersebut dirinya haruslah mempersiapkan dana yang besarnya Rp 4 juta.
Jika harga saham X tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000 yang kemudian menjadi Rp 5.000, maka keuntungan yang bisa diperoleh adalah sebesar Rp 1 juta.
Nilai itu didapatkan dari selisih jual dan beli Rp 1.000 yang dikalikan dengan 1.000 lembar saham yang dimiliki.
Jika transaksi yang dijalankan menggunakan margin trading, maka keuntungan yang akan diperoleh akan berbeda. K
etika menggunakan margin maka uang dari investor yang senilai Rp 4 juta mampu untuk melakukan pembelian saham X dengan harga Rp 4.000 dengan 1.500 saham.
Yang mana 1.000 lembar saham adalah dengan menggunakan uangnya pribadi, sedangkan untuk pembelian sebesar 500 lembar saham dengan menggunakan margin trading.
Jika harga saham X mengalami kenaikan menjadi Rp 5.000, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar yakni Rp 1,5 juta.
Tetapi jika harga saham X mengalami penurunan menjadi Rp 3.500, maka kerugian yang dengan menggunakan margin trading akan lebih besar jika dibandingkan dengan margin trading.
Sehingga dengan menggunakan margin trading, maka investor yang sedang bertransaksi saham mampu untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah yang besar, meskipun dengan menggunakan modal yang kecil.
Kondisi ini terjadi karena margin trading memberikan investor saham peluang guna memperoleh leverage yang tinggi.
Dengan demikian, adanya kenaikan harga saham mampu untuk menghasilkan persentase keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan transaksi yang dilakukan tanpa menggunakan margin.
Baca juga: Return On Investment (ROI): Pengertian dan Cara Menghitungnya
Istilah yang Perlu Dipahami dalam Margin Trading
Seperti yang telah dikatakan di awal, margin trading adalah hal yang cukup rumit untuk dimengerti khususnya bagi pemula.
Oleh karenanya, selain memahami contoh margin trading, Anda juga perlu mengenal istilah-istilah yang berkaitan pada praktisi berikut.
Beberapa istilah dalam margin trading adalah:
Apa Itu Margin?
Arti margin dalam trading adalah dana yang telah dipinjam dari broker untuk melakukan pembelian sekuritas.
Dengan begitu, trader pun diharuskan untuk memiliki akun margin yang tentu saja berbeda dengan akun-akun pada umumnya.
Akun margin inilah yang nantinya akan digunakan oleh broker untuk mencairkan dana miliknya, kemudian para trader pun bisa memanfaatkan dana tersebut.
Lalu sekuritas yang dibeli oleh para trader turut dilengkapi dengan jaminan yang ada di dalam akun margin.
Pada umumnya margin yang disediakan adalah dalam jumlah persentase di posisi yang penuh. Seperti halnya sebesar 0,25%; 0,5%; 1%; 2% dan sebagainya.
Untuk penghitungan leverage maksimum yang dapat digunakan akan dipengaruhi oleh penetapan margin.
Misalnya saja jika ada seorang investor yang membeli saham sebesar Rp 1 juta serta memperoleh 1 lot yang isinya adalah 1.000 lembar dengan harga yang ditawarkan adalah Rp1.000 per lembarnya.
Dengan memiliki pinjaman dari manajer investasi, maka dalam hal ini investor bisa memperoleh keuntungan yang berasal dari selisih harga pembelian saham yang sudah dilakukan.
Kemudian manajer investasi akan memberikan fee dari pembelian saham tersebut dalam waktu pinjaman.
Tetapi, jika diketahui harga saham mengalami penurunan, maka pihak manajer investasi akan melakukan margin call berupa permintaan dari pihak investor untuk menutupi kerugian tersebut.
Jika kondisinya investor tidak bisa menutup kerugian yang terjadi, maka manajer investasi pun bisa memutuskan untuk menjual saham dan melakukan penuntutan pada investor.
Baca juga: Apa itu Bullish? Kenali Penyebab & Bedanya dengan Bearish
Apa Itu Leverage?
Selain margin, Anda juga harus mengetahui apa itu leverage yang kesemuanya saling memiliki keterhubungan.
Diketahui bahwa leverage dipengaruhi oleh penetapan margin serta adanya keterhubungan dengan faktor krusial.
Leverage adalah dana yang dipinjam dari pihak broker untuk melakukan pembelian sekuritas.
Semakin besar leverage yang dipinjam, maka peluang untuk mendapatkan keuntungan pun juga semakin besar.
Namun, di sisi lain tetap ada risiko yang akan diterima juga semakin besar.
Misalnya saja jika ada seorang trader yang membuka posisi trading senilai 100 dengan leverage 1:10. Maka trader tersebut akan memperoleh 10 dari modalnya, sehingga total yang didapat menjadi 110.
Dalam tingkatan leverage tentu saja berbeda-beda dalam setiap platform dan pasar.
Untuk pasar saham umumnya memiliki rasio tipikal 1:2, lalu pada bursa berjangka leverage yang ditawarkan mampu mencapai 1:15.
Di dalam pasar forex, diketahui bahwa trading margin memiliki rasio 1:50, 1:100, 1:200, dan ada juga di lain kesempatan yang bisa lebih dari rasio tersebut.
Sedangkan di dalam pasar cryptocurrency, rasio yang ditawarkan berkisar di antara 1:2 sampai 1:100.
Baca juga: Modal Ventura: Pengertian, Jenis, Keuntungan dan Contoh
Apa Itu Stop Loss?
Stop loss adalah nilai yang ditentukan untuk melakukan pembelian atau penjualan sekuritas saat harga sudah mencapai titik tertentu.
Penggunaan stop loss ini dalam upaya untuk membatasi kerugian serta memberikan keamanan di posisi yang Anda inginkan. Oleh karena itu, stop loss kerap disebut juga dengan “batas rugi”.
Namun dalam penentuan besarnya nilai stop loss tidaklah ada ketentuan secara pasti.
Namun, penetapan nilai stop loss ini biasanya adalah 2% sampai 3% dari total ekuitas.
Kemudian hal ini juga bergantung pada analisis pasar serta strategi yang berasal dari masing-masing trader yang digunakan.
Di dalam menetapkan stop loss, hal ini berarti juga Anda telah melakukan pengelolaan risiko.
Sehingga ke depan Anda tidak akan mengalami kerugian yang terlalu parah.
Baca juga: Apa Itu Trailing Stop dan Cara Menggunakannya dalam Trading
Apa Itu Take Profit?
Jika sudah melakukan penetapan stop loss di dalam menjalankan aktivitas trading, maka take profit juga perlu dalam upaya menentukan batas target keuntungan yang akan diperoleh.
Take profit merupakan perintah yang akan digunakan guna menutup trading saat nilainya sudah mencapai tingkat keuntungan tertentu.
Untuk menetapkan nilai dari take profit akan dilakukan setelah ditentukannya nilai dari stop loss yang menggunakan strategi Risk dan Reward yang sudah direncanakan.
Contohnya dengan perbandingan sebesar 1:2, maka take profit akan memiliki nilai sebesar 2 kali dari stop loss.
Anda juga harus memperhatikan bahwa dalam menentukan take profit tidak bisa dilakukan secara asal-asalan.
Namun haruslah dilakukan dengan pikiran yang rasional, di mana Anda melihat bagaimana kondisi pasar serta membuang keinginan untuk bisa mendapatkan keuntungan secara berlebihan.
Baca juga: Apa itu Scalping dalam Trading? Kenali Fakta dan Strateginya
Apa Itu Margin Call?
Kemudian terdapat margin call yang dilakukan broker dalam memberikan peringatan pada para trader tentang ancaman pada ekuitas mereka.
Margin call ini berbeda dengan yang sebelumnya.
Di mana margin, leverage, stop loss, dan take profit adalah manajemen risiko yang kerap digunakan oleh para trader dalam upaya mengantisipasi kondisi yang tidak menentu di pasar.
Margin call yang dilakukan oleh perusahaan sekuritas akan terjadi saat nilai akun margin, di mana di dalamnya terdapat sekuritas yang dibeli dari uang pinjaman dan nilainya mengalami penurunan di bawah jumlah yang diminta oleh broker.
Agar bisa terhindar dari margin cell, biasanya para investor akan melakukan pencegahan dengan cara menambahkan modal di dalam akun margin atau dengan menutup posisi trading sebelum terjadi margin cell.
Tetapi jika nilai ekuitas investor kurang dari penetapan persentase nilai pasar sekuritas, maka broker pun akan meminta pada investor untuk menjual beberapa aset atau dengan menaikkan nilai atau posisi ke nilai yang minimum.
Baca juga: Swing Trading Crypto, Kenali Pengertian, Cara dan Risiko
Keuntungan dan Kerugian Margin Trading
Dengan menggunakan fasilitas margin trading ada keuntungan sekaligus risiko yang dihasilkan.
Keuntungan margin trading adalah investor yang melakukan transaksi saham dapat memperoleh keuntungan yang besar meskipun dengan modal yang relatif kecil.
Kemudian margin trading adalah fasilitas yang juga memberikan fleksibilitas bagi para investor saham untuk melakukan transaksi dengan dana yang jumlahnya lebih sedikit.
Namun, perlu diketahui bahwa saat membeli saham secara margin, maka berarti telah melakukan pembelian saham dengan berhutang dari perusahaan efek.
Sehingga nantinya investor akan memiliki tanggungan bunga yang tergolong tinggi.
Bunga yang tinggi ini dikarenakan dari perusahaan pialang yang memberikan pinjaman uang kepada orang yang sedang bertransaksi saham, di mana aktivitas tersebut mempunyai risiko yang relatif tinggi.
Risiko lainnya dari margin trading adalah saat bursa dalam kondisi yang lemah.
Ketika harga saham terus mengalami penurunan, maka pengguna margin trading akan terkena margin call yang menginformasikan adanya kekurangan dana.
Oleh karena itu, ketika nilai saham turun, maka ikut turun juga jaminan yang diterima oleh broker.
Perlu Anda ketahui juga bahwa dalam kondisi tertentu dikarenakan pasar sedang mengalami penurunan yang membuatnya tidak berjalan normal, maka otoritas dapat melakukan intervensi mengenai margin trading.
Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menghilangkan secara sementara penggunaan margin trading hingga kondisi mekanisme di dalam pasar kembali normal.
Dengan begitu, sebelum Anda benar-benar memutuskan terjun di dalam aktivitas trading, akan lebih baik jika Anda memahami terlebih dahulu bagaimana mekanismenya serta fasilitas-fasilitas yang disediakan, salah satunya pengertian margin trading.
Meski fasilitas ini mampu mendatangkan keuntungan yang besar, tetapi Anda juga harus selalu waspada dengan segala risiko yang ditimbulkan.
Baca juga: Settlement Adalah: Pengertian, Fungsi, Contoh, dan Cara Catat