Apakah Anda tertarik memulai investasi? Setidaknya, ada dua jenis investasi menurut jangka waktunya, yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek.
Investasi jangka panjang adalah salah satu jenis yang direkomendasikan jika Anda bertujuan untuk menabung sebagai tunjangan saat pensiun atau hari tua nanti. Hal ini dikarenakan jenis investasi tersebut akan mendatangkan keuntungan besar dalam jangka waktu lama.
Nah, supaya lebih tepat dalam memilih jenis investasi serta mendapat untung maksimal, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Investasi Jangka Panjang
Pengertian investasi jangka panjang adalah penanaman modal aset dalam jangka waktu lama supaya mendapat keuntungan yang tinggi dan umumnya baru bisa dicairkan jika sudah memenuhi jangka waktu tertentu, minimal satu tahun.
Selain itu dapat juga diartikan bahwa investasi jangka panjang adalah upaya penanaman modal atau kekayaan seseorang maupun pihak tertentu agar mendapatkan penghasilan tetap.
Baca juga: Apa itu Pasar Modal? Pengertian, Manfaat dan Contohnya
Perbedaan Investasi Jangka Pendek dan Panjang
Tentunya, perbedaan utama dari investasi jangka pendek dan panjang terletak pada jangka waktunya. Investasi jangka panjang memerlukan waktu mulai dari 1 hingga 10 tahun lamanya. Sedangkan investasi jangka pendek dapat diperoleh hanya dalam kurang dari 1 tahun.
Maka dari itu, modal yang dikeluarkan untuk investasi dalam jangka panjang lebih besar daripada jangka pendek, namun risikonya lebih rendah. Hal ini disebabkan karena investasi jangka pendek perputaran uangnya lebih cepat.
Perbedaan lainnya ialah dalam investasi berjangka panjang memiliki efek compounding atau mendapat keuntungan dari profit sebelumnya yang lebih signifikan dibandingkan investasi jangka pendek.
Baca juga: 5 Jenis Investasi Jangka Pendek Menguntungkan Bagi Pemula
Tujuan Investasi Jangka Panjang
Setiap investasi pastinya memiliki tujuan yang berbeda-beda, termasuk investasi jangka panjang. Berikut telah Bitocto rangkum beberapa tujuan investasi jangka panjang:
- Mendapat passive income, seperti dari bunga, uang sewa, dan dividen.
- Sebagai alat pengendali untuk pihak tertentu atau suatu perusahaan atas. kepemilikan modal.
- Memperkecil risiko yang tinggi.
- Sebagai dana pensiun atau tabungan pada masa yang akan datang.
Baca juga: Cryptocurrency Adalah: Jenis, Cara Kerja dan Penggunaan
Jenis Investasi Jangka Panjang
Ada beberapa instrumen yang bisa dijadikan jenis investasi dalam jangka panjang, di antaranya:
1. Emas
Jenis yang pertama adalah emas. Instrumen ini telah digunakan sejak lama dan masih menjadi salah satu jenis investasi favorit karena terbukti sangat menguntungkan.
Bukan tanpa alasan, emas dinilai sangat menguntungkan karena harganya yang relatif terus naik dari waktu ke waktu. Hal tersebut karena risikonya rendah dan tahan terhadap inflasi.
2. Obligasi
Selanjutnya ada obligasi, yaitu surat berisi pernyataan hutang dari peminjam ke pemberi pinjaman yang biasanya diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan, atau pihak perseorangan.
Surat tersebut juga mencakup besaran bunga dan keuntungan yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu, mulai dari 1 hingga 10 tahun.
Baca juga: Investasi Sukuk Ritel Adalah: Cara Beli dan Keuntungannya
3. Saham
Saham adalah sekuritas atau surat berharga sebagai bukti atas kepemilikan seseorang pada suatu perusahaan. Kini saham menjadi salah satu instrumen investasi terpopuler termasuk untuk investasi jangka panjang.
Anda akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang dibagikan oleh perusahaan terkait dan bisa juga melalui jual beli saham di pasar saham.
4. Properti
Jenis selanjutnya adalah properti. Hampir sama seperti emas, investasi properti dinilai tahan akan inflasi dan harganya terus meningkat hingga 20% setiap tahunnya.
5. Reksadana
Anda masih ragu berinvestasi dengan modal banyak? Jika iya, Anda bisa memilih reksa dana terlebih dulu. Jenis reksa dana yang dinilai paling cocok untuk investasi jangka panjang adalah reksa dana saham.
Baca juga: Capital Gain: Arti, Jenis, Cara Hitung & Beda dengan Dividen
Contoh Investasi Jangka Panjang
Sederhananya, contoh investasi jangka panjang adalah ketika Anda memilih salah satu jenis investasi tadi dan menentukan waktu investasinya lebih dari satu tahun sebelum ditarik kembali.
Misalnya, Anda membeli obligasi pemerintah senilai Rp15 juta, lalu Anda membiarkan investasi tersebut selama 3 tahun lamanya. Nah, setelah 3 tahun, obligasi tersebut meningkat harganya menjadi Rp25 juta. Artinya, Anda sudah mendapat keuntungan pasif sebesar Rp10 juta dalam waktu 3 tahun.
Keuntungan Investasi Jangka Panjang
Dilihat dari contoh tadi, tentunya bisa dilihat jelas bahwa salah satu keuntungan investasi jangka panjang adalah mendapatkan keuntungan secara pasif. Lalu, adakah keuntungan lainnya? Tentu saja ada, OctoMate! Berikut daftarnya.
- Terhindar dari dampak inflasi
- Nilai investasi terus meningkat
- Bisa mendapatkan keuntungan pasif tanpa perlu terus memantau pergerakan harga setiap waktu
Baca juga: Return On Investment (ROI): Pengertian dan Cara Menghitungnya
Risiko Investasi Jangka Panjang
Selain keuntungan, tentunya setiap investasi juga memiliki risiko. Risiko tersebut antara lain:
1. Risiko suku bunga
Risiko pertama adalah risiko suku bunga yang dapat terjadi karena naiknya tingkat suku bunga sehingga nilai relatif aktiva berbunga memburuk.
Risiko ini biasanya berdampak pada pinjaman dan obligasi, dimana ketika suku bunga naik maka harga obligasi justru menurun. Namun, risiko tersebut masih bisa Anda ukur berdasarkan jangka waktu obligasinya.
2. Risiko pasar
Risiko pasar adalah risiko yang tidak pernah bisa dihindari. Risiko ini umumnya disebabkan oleh sentimen keuangan atau biasa disebut risiko sistematis, seperti resesi ekonomi, isu politik, kerusuhan, dan perubahan iklim politik.
Baca juga: Mengenal Arti Resesi, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
3. Risiko valas
Risiko selanjutnya adalah risiko valas yang terjadi akibat perubahan kurs secara dinamis. Risiko ini berkaitan dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Misalnya, jika Anda mempunyai investasi yang dalam transaksinya menggunakan dollar, namun saat itu nilai tukar rupiah melemah. Maka Anda harus mengeluarkan lebih banyak rupiah untuk investasi tersebut.
4. Risiko inflasi
Meskipun ada beberapa instrumen yang tahan akan pengaruh inflasi, namun tetap saja risiko inflasi bisa mempengaruhi jenis investasi lainnya. Risiko ini muncul karena terlalu banyak uang beredar di masyarakat.
5. Risiko likuiditas
Terakhir ada risiko likuiditas, yaitu ketika ada salah satu pihak yang sulit menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu.
Baca juga: Manajemen Risiko Keuangan
Tips Investasi Jangka Panjang
Nah, setelah mengetahui berbagai risikonya, berikut beberapa tips yang bisa Anda coba agar tetap mendapat keuntungan maksimal saat investasi, diantaranya:
1. Pahami jenis investasi yang dipilih
Karena banyaknya jenis investasi tadi, sebaiknya Anda terlebih dulu memahami detail dari tiap-tiap instrumen investasi sebelum memilihnya. Jangan sampai Anda mendapat kerugian akibat terburu-buru dalam berinvestasi, padahal belum mengetahui seluk-beluk jenis investasi tersebut.
2. Mulai investasi sedini mungkin
Setelah memahami detail jenis investasinya, jangan ragu untuk memulainya sedini mungkin. Sebab, semakin lama modal Anda diinvestasikan maka keuntungan yang akan didapat semakin besar pula.
3. Sabar dan adaptif
Jika Anda masih baru pada dunia investasi dalam jangka panjang, maka cobalah agar bisa beradaptasi dan sabar, karena untuk mendapat keuntungan tinggi memerlukan waktu yang cukup lama, OctoMate.
Itulah informasi seputar investasi jangka panjang mulai dari pengertian, tujuan, jenis, contoh, hingga tips memulainya. Setelah memahami berbagai jenis beserta keuntungannya, Anda bisa langsung memulainya meski dari nominal kecil.
Ingin menjadikan cryptocurrency sebagai salah satu instrumen investasi Anda? Simak informasi seputarnya di Octopedia dan mulai investasi kripto sekarang juga bersama Bitocto!
Baca juga: Begini Cara Investasi Bitcoin Pemula Agar Untung Maksimal!