kota blockchain

Dapatkah Blockchain Membuat Kota Menjadi Lebih Mandiri?

Share:
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Menyusul pemberitaan mengenai pembentukan kota Blockchain di Melaka, Malaysia, sebenarnya beberapa kota lainnya di dunia telah terlebih dahulu menggunakan blockchain untuk menyelesaikan berbagai program yang progresif di kotanya,

Berikut merupakan kota blockchain yang ada di dunia, yaitu:

Zug, Swiss

Zug misalnya, sering dipandang sebagai sebuah oase baru dalam hal mengadopsi dan mengembangkan blockchain. kota ini dijuluki sebagai Silicon Valley Blockchain dengan bantuan Crypto Valley Associationnya yang membantu membawa kota tersebut ke era baru. Pajak yang rendah telah mampu menarik banyak perusahaan multinasional ke kota ini. Hal tersebut merupakan salah satu dari banyak kebijakan ramah berbisnis di kawasan ini. Peraturan yang terbuka juga telah memungkinkan Zug menjadi tempat yang menarik bagi perusahaan cryptocurrency untuk berkembang.

Baca juga: Malta, Pulau Blockchain di Selatan Eropa

Melaka, Malaysia

Sementara itu di Melaka, pemerintah setempat rencananya akan memanfaatkan teknologi blockchain dalam bentuk koin yang digunakan untuk membayar berbagai pelayanan publik karena pemakaian uang tunai akan dilarang. Perwakilan resmi kota Selat Melaka, menyebutkan bahwa para turis yang datang ke kota tersebut harus menukar uang mereka dengan mata uang digital yang dapat digunakan untuk membayar berbagai layanan menggunakan ponsel atau komputer.

Baca juga: Cara Blockchain Mengubah Dunia

Orania, Afrika Selatan

Pada skala yang lebih kecil, kota Orania di Afrika Selatan yang dihuni oleh 1.400 jiwa  ingin membuat cryptocurrency sendiri agar tidak lagi bergantung pada mata uang nasional Afrika Selatan, Rand. Komunitas ini sedang merencanakan membuat mata uang sendiri untuk menggantikan fiat serta membuat ekonomi mereka lebih efisien.

Baca juga: Pelayanan Publik ala Blockchain

Liberstad, Norwegia

Berbeda dengan Orania, kota Liberstad di Norwegia malah mengklaim dirinya sebagai kota cerdas pertama yang mengadopsi cryptocurrency sebagai satu-satunya media pertukaran untuk pembayaran layanan kota dan upah pekerja.

Baca juga: 4 Alasan Mengapa Bisnis Kecil Harus Investasi Teknologi Blockchain

Adopsi teknologi merupakan hal yang kompleks dan dinamis. Dari contoh-contoh adopsi diatas kita dapat melihat bagaimana sebuah kota mampu membangun kemandiriannya sendiri dengan memanfaatkan potensi blockchain dan cryptocurrency. Lalu siapkah Indonesia mengadopsi teknologi blockchain kedepannya ?

Baca juga: Blockchain dan Cryptocurrency Dalam Industri

Share:
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin